Senin, 17 Oktober 2022

BANJIR MELUAS, INSENSITAS CURAH HUJAN MERATA WRC BIRENDRA KETAPANG, HIMBAU TETAP WASPADA



Sepekan telah berlalu penetapan status tanggap darurat musibah banjir di Kabupaten Ketapang terhitung 10 Oktober 2022 s/d 23 Oktober 2022. Ketua Divisi Bencana Alam dan Kebakaran Akhmad Suadi mengatakan data diterima Posko Kebencanaan WRC Birendra ada penyusutan debit air dibeberapa Kecamatan sejak banjir melanda Ketapang beberapa hari lalu. Tetapi banjir di penghuluan masih merata sekalipun kedalaman berupa genangan rata-rata 10-30 cm, beberapa rumah tidak lagi terendam air. Genangan ini sangat menyusahkan masyarakat beraktifitas. Tersisa dibeberapa desa airnya masih dalam seperti Kecamatan Manis Mata, Jelai Hulu, Hulu Sungai, Sandai, Simpang Hulu, Sungai Laur rumah pendudukan tidak jauh dari aliran sungai.

Banjir saat ini bergeser ke hilir aliran sungai, fase banjir tahap II mulai terdampat di beberapa desa di Kecamatan Pemahan, Sungai Melayu Rayak, Matan Hilir Utara, Muara Pawan, Delta Pawan, Benua Kayong, Matan Hilir Selatan dan Kendawangan. Debit air dari pantuan TIM WRC Birendra dilapangan semakin hari semakin naik baik. Selain intesisatas hujan air kiriman dan akibat pasang laut. WRC Birendra menyampaikan kepada masyarakat berdiam di bantaran sungai, untuk selalu waspada dan memindahkan barang-barang berharga dikhawatirkan sewaktu-waktu air naik. Saat ini perhatian kita semua banjir fase ke II hilir, pasti dampaknya tidak jauh berbeda seperti daerah penghuluan. Musibah banjir kali ini terbesar dalam sejarah ketapang. Semoga dugan dan prediksi banjir fase II hilir sangat berbahaya, dikarenakan diwaktu bersamaan adanya air kiriman dan pasang laut tidak terjadi.




Linda Rianti wakil sekretaris seharusnya bencana banjir Ketapang dijadikan bencana kemanusian, ribuan warga terdampa musibah banjir ratusan bahkan ribuan rumah terendam banjir, ribuan hektar lahan pekerjaan masyarakat terendam, dan memutus arus transportasi diberbagai tempat. Saat ini jalan dilalu adalah jalan-jalan tikus sangat sulit ditempuh, memerlukan waktu behari-hari bahkan ada nginap diperjalanan. Ini berdampat buruk pada layanan dasar masyarakat Ketapang seperti sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor perekonomian. Pemerintah propinsi melihat secara konprehensip akibat musibah banjir ini, jangan ada korban berguguran baru kita berbenah. Mengapa WRC Birendra menganggap musibah ini musibah nasional, agar pemerintah propinsi dan pusat merasakan penderitaan masyarakat Ketapang saat banjir dan pasca banjir. Kita acapkali melihat musibah dikategorikan bencana kemanusian ketika korbanjiwa berjatuhan. Itulah salah dan keliru cara pandang dan berfikir, padahal ada atau tidaknya korban negara harus memastikan bahwa bencana alam adalah bencana nasional. Apalagi kerugian dasar masyarakat terganggu, seperti kesehatan, pendidikan dan perekonomian, tandanya.

Sy. Mashur anggota divisi kebencanaan mengucapkan terima kasih kepada propinsi Kalbar telah memberikan bantuan tahap II di empat kecamatan Simpang Hulu, Sandai, Muara Pawan dan Manis Mata. Bantuan diperlukan saat musibah banjir tanggap darurat ditetapkan. Sementara tanda-tanda banjir mereda belum nampak signifikan malah akan terjadi banjir fase ke-2 yaitu banjir hilir. Bantuan diberikan propinsi masih sangat diperlukan masyarakat banjir dipenghuluan, 14 hari tanggap darurat masyarakat belum bisa melakukan aktivitas apa pun terutama kegiatan ekonomi. WRC Birendra Ketapang tidak mau adanya korban jiwa karena kelaparan, layan kesehatan oabat-obatan tidak ada, pencurian dll. WRC Birendra Ketapang meminta gubernur Kalbar mempertimbangkan musibah banjir Ketapang sebagai musibah nasional, penangan korban saat banjir dan pasca banjir teratasi secara layak.


TIM MEDIA CENTER 
WRC BIRENDRA KETAPANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar